Dr Richard Teo Keng Siang
Seorang dokter ahli bedah plastik Singapura yang kaya raya dan ganteng.
Di usia 40 tahun, ia mengidap penyakit kanker paru-paru, stadium 4b.
Tadi pagi, ada teman yang broadcast sebuah kesaksian di grup BB. Begitu saya buka linknya, ternyata cukup panjang juga kesaksiannya. Waktu saya baca kesaksian itu, perlahan, air mata saya mulai mengalir, karena setiap perkataan Dr Richard itu begitu mengharukan dan sangat berbekas di hati saya. Kesaksian aslinya (dalam bahasa Inggris) bisa dibaca di : kesaksian dr Richard Teo Keng Siang . Di bawah ini saya tulis ringkasan dari kesaksian dr Richard Teo Keng Siang. Semoga bisa memberkati kita semua.
Dr Richard Teo Keng Siang adalah seorang pria mapan yang berhasil dalam kariernya dan memiliki segalanya. Sebagai seorang ahli bedah plastik yang terkenal dan memiliki klinik kecantikan sendiri (bahkan sampai membuka klinik di Indonesia juga), ia memiliki pasien yang banyak dan bukan ia yang mencari uang, tetapi uang yang datang mencarinya!
Tidak heran, ia bisa berkata kalau ia tidak butuh Tuhan, toh semua keberhasilannya dicapai oleh usahanya sendiri. Tanpa Tuhan pun, ia bisa melakukan segala-galanya.
Ia punya motto, " Orang yang bahagia itu adalah orang yang sukses. Dan seseorang dikatakan sukses adalah apabila ia kaya dan makmur."
Berhubung ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga ia mempunyai motivasi bahwa sepanjang hidupnya harus selalu mengejar kesuksesan. Baginya, banyak uang = sukses !
Dengan kekayaannya itu, ia bisa membeli apa saja, tanah, rumah bahkan mobil Ferari (Wow....)
Ia sudah dibabtis dan menjadi Kristen sejak 20 tahun yang lalu (jadi kurang lebih sekitar usia 20 tahun). Namun, tujuan utama ia membabtiskan dirinya adalah karena menurutnya menjadi Kristen itu hanya lah sesuatu yang keren. "It was fashionable to be a Christian !" So, kalau ia harus mengisi form dan menuliskan agamanya sebagai seorang Kristen, baginya itu sesuatu yang keren dan bagus .
Walaupun ia sudah 20 tahun menjadi Kristen, ia jarang sekali menginjak gereja, karena baginya ke gereja hanyalah sesuatu yang tidak ada gunanya. Dengan sombongnya ia bilang ke teman-temannya :" Kamu tahu nggak, coba kamu bilang ke pendeta kamu untuk merubah ibadah menjadi pukul 2 siang, baru saya datang."
Bahkan, Ia juga bilang : " Kalau memang Tuhan mau saya kembali ke gereja, biar Tuhan kasih saya tanda dulu."
Singkat cerita,
Pertengahan Maret 2011, setelah dr Richard melakukan pemeriksaan, akhirnya ia harus menerima kenyataan pahit kalau ia menderita kanker paru-paru stadium 4b. Ia tidak bisa menerima kenyataan itu, apalagi ia adalah seorang yang rajin berolah raga dan fitness. Ia juga berpikir, di antara sedemikian banyak keluarganya, ayah dan ibunya, tidak ada satu pun dari mereka yang menderita kanker. Bahkan, beberapa orang dari keluarganya perokok berat, tetapi mengapa harus dia yang harus terkena kanker paru-paru?
Pada saat ia sedang terbaring di RS untuk melakukan biopsi lanjutan, lengkap dengan segala penyangkalannya mengenai mengapa harus ia yang sakit, tiba-tiba dr Richard mendengar suara dari dalam hatinya. Suara itu berkata ," Ini adalah hal yang terbaik yang harus terjadi kepada kamu, supaya kamu bisa mengerti."
Dr Richard terkejut dan tidak mengerti maksud dari perkataan itu. Biasanya, kalau kita bicara kepada diri kita sendiri di dalam hati, kita pasti berkata ," Jam berapa saya jalan?" atau, "Di mana yah saya mesti cari makan, setelah ini?" Kita berbicara dari sudut pandang orang pertama.
Kita nggak bilang, " Di mana KAMU harus pergi habis ini?" Di mana suara hati kita itu tidak berbicara sebagai pihak ketiga.
Saat itu, dr Richard hanya bisa menangis, sendiri, di ruangan yang terasa dingin itu.
Namun, karena keangkuhannya yang begitu tinggi, ia mengabaikan suara itu, yang belakangan dr Richard baru menyadari kalau itu adalah suara dari Tuhan dan baru mengerti apa maksud dari semua perkataan itu. Tetapi pada waktu itu, kembali nalar dan logikanya yang bekerja dan ia berkata kepada dirinya sendiri kalau suara itu kemungkinan adalah suara hatinya sendiri.
Dr Richard sebagai orang yang pintar dan berhasil, sangat sulit baginya untuk percaya dan mengandalkan Tuhan. Ia juga merasa tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya karena selama ini, ia bisa berhasil karena kekuatannya sendiri, bukan karena orang lain apalagi karena Tuhan. Logikanya telah mengabaikan hal-hal yang mustahil yang bisa Tuhan kerjakan, karena semua hal yang mustahil itu tidak bisa diterima oleh nalarnya. (Padahal, karya Tuhan itu semuanya di luar nalar manusia)
Namun, ia sangat beruntung karena mempunyai banyak teman yang selalu mendukungnya bahkan berdoa untuknya. Salah satunya adalah Danny, seorang dokter gigi. Danny bahkan pernah berpuasa untuk mendoakan Richard. Dan, berkat doa mereka, ada beberapa kejadian terjadi (bisa dibilang keajaiban, untuk lengkapnya bisa baca di kesaksiannya langsung) , tetapi dr Richard selalu mengabaikan semuanya itu dan berkata semua hanya lah kebetulan semata.
Dr Richard masih terus belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya menderita penyakit parah, sampai suatu hari, ketika ia sedang berbaring di atas tempat tidurnya dan bertanya kepada Tuhan, " Mengapa? Mengapa saya harus melalui semua penderitaan ini? Mengapa harus saya ?"
Lalu, dr Richard tertidur dan bermimpi. Di dalam mimpinya itu hanya ada kata-kata Ibrani 12:7-8. Buat seorang dr Richard yang sama sekali tidak pernah membaca Alkitab, kata-kata Ibrani itu sangat asing di telinganya. Bahkan, ia pun tidak tahu Alkitab itu terdiri dari berapa banyak pasal dan apa saja pasalnya. Tetapi, mimpinya sangat jelas mengatakan Ibrani 12:7-8 !
Waktu dr Richard bangun, ia segera mengambil Alkitab yang dibelikan oleh Danny dan ia berusaha mencari dimana letak Ibrani. Pertama, ia mencarinya di perjanjian lama karena ia merasa kata Ibrani itu cocoknya di perjanjian lama, tetapi jelas saja ia tidak menemukan Ibani di perjanjian lama. Lalu , ia mulai membuka perjanjian baru dan ia menemukannya !
Dalam Ibrani 12:7-8 tertulis," Jika kamu harus menanggung ganjaran ; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya ? Tetapi jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang."
Pada saat itu juga dr Richard merasa terkejut dan pikirannya langsung terbuka. Hari itu adalah merupakan titik baliknya untuk percaya kepada Tuhan. Saat itu adalah titik puncaknya dimana pikirannya terbuka dan ia bisa mengerti mengenai hal-hal yang selama ini ia tidak mengerti. Setelah kejadian itu, ia pernah mendapat mimpi lagi, dimana Tuhan menyuruhnya untuk "menolong orang walaupun ia sedang menderita."
Dr Richard akhirnya menyadari bahwa penderitaan itu tidak hanya karena menjadi miskin. Kenyataannya, banyak orang hidupnya hanya pas-pasan lebih bahagia dari pada orang kaya. Mereka lebih mudah untuk merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang mereka punya.
Ia juga mulai mengerti apa itu sukacita. Di masa lalunya, Ia menganggap bahwa sukacita itu berkaitan dengan kekayaan. Namun, sekarang di saat ia sedang menghitung hari menunggu kematiannya yang akan menjemput, di tengah penderitaannya terbaring di ranjang karena penyakitnya, ia tidak menemukan sukacita (walaupun ia punya karier yang sukses, segudang harta dan mobil ferarinya yang ia banggakan). Hartanya tidak bisa mendatangkan kesembuhan baginya.
Sukacita itu timbul dari berbuat baik dengan orang lain. Dulu, dr Richard suka sekali membanggakan apa yang ia punya dan orang lain tidak punya. Imlek adalah saat yang terbaik untuk dia menyombongkan diri dan hartanya. Membanggakan ferarinya, show off ke kerabatnya, teman-temannya. Dan, baginya hal itu adalah sukacita, dulu. Membuat orang lain menjadi iri terhadap dirinya, itu adalah sukacitanya. Dan, sekarang ia menyadari, hal itu bukanlah sebuah sukacita.
Sukacita itu muncul karena interaksi. Interaksi dengan orang-orang yang kita sayangi, teman-teman, semua saudara dalam Kristus. Saling menguatkan, memberikan motivasi dan semangat. Bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain, itu adalah sukacita.
Sukacita itu muncul ketika kita bisa menolong orang lain walaupun kita sedang menderita. Seperti dr Richard, akhirnya ia melayani orang-orang yang bernasib sama denganya. Ia menguatkan dan menghibur para penderita kanker walaupun ia sendiri sedang menderita kanker. Apa yang ia bagikan itu akan terlihat sangat nyata dan orang yang menderita hal yang sama dengannya pun akan dikuatkan. Lain cerita, kalau orang yang sehat lalu menghibur orang yang sakit. Mereka bisa berkata, " Kamu tahu apa tentang penyakitku, karena kamu tidak pernah mengalaminya."
Dan, yang terpenting adalah, sukacita itu bersumber dari pengenalan akan Tuhan. Tidak hanya sekadar tahu Tuhan karena kalau hanya sekedar tahu dan kenal Tuhan, kita bisa baca dari Alkitab. Tetapi, kenal akan Tuhan intinya adalah kenal Tuhan secara pribadi, mempunyai hubungan yang sangat intim dengan Tuhan.
Ada 2 hal yang Dr Richard perlajari dari penderitaannya :
1. Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati kita
2. Mengasihi dan melayani orang lain, bukan hanya memikirkan diri kita sendiri.
Menurut dr Richard, tidak ada yang salah dengan menjadi kaya karena Tuhan itu penuh berkat. Banyak orang yang diberkati secara materi, tetapi tidak bisa bersyukur. Semakin banyak yang kita punya, semakin banyak yang kita mau. Sehingga, orang menjadi menyembah kekayaan dan uang serta kehilangan fokus kita kepada Tuhan, Si Sumber Berkat. Rasa ketidakpuasan manusia dan selalu tidak pernah merasa cukup, memang sudah merupakan sifat alamiah manusia, sehingga sangat susah untuk kita belajar mencukupi diri kita dengan apa yang ada pada diri kita.
Namun, kalau kita menyadari bahwa semua yang kita miliki itu bukan lah milik kita. Kita tidak ada hak sebenarnya atas semua kekayaan, harta, dan kepintaran kita. Semua itu adalah pemberian dari Tuhan untuk kita, semua itu adalah milik Tuhan ! Hidup kita akan penuh sukacita dan tidak akan terikat oleh uang. Karena itu, kita harus selalu ingat bahwa dengan semua yang sudah Tuhan berikan itu harus kita pakai untuk memperluas Kerajaan Allah, bukan hanya untuk memuaskan diri kita sendiri. Dr Richard menyadari bahwa kekayaan tanpa Tuhan, adalah sia-sia.
Akhirnya, dr Richard bisa mengerti dan bisa menerima keadaannya. Seandainya ia menderita kanker paru-paru masih stadium awal, sudah pasti hal itu tidak akan membuatnya untuk bisa percaya dan berserah penuh kepada Tuhan. Karena kalau masih stadium awal, ia pasti akan berpikir masih bisa disembuhkan dengan obat dan kemoterapi. Tetapi karena ia terkena stadium akhir, dimana dokter pun angkat tangan, membuatnya membutuhkan Tuhan, mencari Tuhan dan berserah kepada-Nya.
Karena itu, akhirnya dr Richard mengerti arti perkataan Tuhan yang berkata kepadanya, “This has to happen to you, at your prime, because it’s the only way you can understand.”(" Ini adalah hal yang terbaik yang harus terjadi kepada kamu, supaya kamu bisa mengerti.")
Pada tanggal 16 Oktober 2012, dr Richard Teo Keng Siang akhirnya meninggal dunia, tetapi bukan berarti ia kalah. Ia sudah mengakhiri pertandingan hidupnya dengan baik dan mahkota kehidupan itu sudah diberikan untuknya. Selamat jalan dr Richard.
Lalu, dr Richard tertidur dan bermimpi. Di dalam mimpinya itu hanya ada kata-kata Ibrani 12:7-8. Buat seorang dr Richard yang sama sekali tidak pernah membaca Alkitab, kata-kata Ibrani itu sangat asing di telinganya. Bahkan, ia pun tidak tahu Alkitab itu terdiri dari berapa banyak pasal dan apa saja pasalnya. Tetapi, mimpinya sangat jelas mengatakan Ibrani 12:7-8 !
Waktu dr Richard bangun, ia segera mengambil Alkitab yang dibelikan oleh Danny dan ia berusaha mencari dimana letak Ibrani. Pertama, ia mencarinya di perjanjian lama karena ia merasa kata Ibrani itu cocoknya di perjanjian lama, tetapi jelas saja ia tidak menemukan Ibani di perjanjian lama. Lalu , ia mulai membuka perjanjian baru dan ia menemukannya !
Dalam Ibrani 12:7-8 tertulis," Jika kamu harus menanggung ganjaran ; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya ? Tetapi jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang."
Pada saat itu juga dr Richard merasa terkejut dan pikirannya langsung terbuka. Hari itu adalah merupakan titik baliknya untuk percaya kepada Tuhan. Saat itu adalah titik puncaknya dimana pikirannya terbuka dan ia bisa mengerti mengenai hal-hal yang selama ini ia tidak mengerti. Setelah kejadian itu, ia pernah mendapat mimpi lagi, dimana Tuhan menyuruhnya untuk "menolong orang walaupun ia sedang menderita."
Dr Richard akhirnya menyadari bahwa penderitaan itu tidak hanya karena menjadi miskin. Kenyataannya, banyak orang hidupnya hanya pas-pasan lebih bahagia dari pada orang kaya. Mereka lebih mudah untuk merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang mereka punya.
Ia juga mulai mengerti apa itu sukacita. Di masa lalunya, Ia menganggap bahwa sukacita itu berkaitan dengan kekayaan. Namun, sekarang di saat ia sedang menghitung hari menunggu kematiannya yang akan menjemput, di tengah penderitaannya terbaring di ranjang karena penyakitnya, ia tidak menemukan sukacita (walaupun ia punya karier yang sukses, segudang harta dan mobil ferarinya yang ia banggakan). Hartanya tidak bisa mendatangkan kesembuhan baginya.
Sukacita itu timbul dari berbuat baik dengan orang lain. Dulu, dr Richard suka sekali membanggakan apa yang ia punya dan orang lain tidak punya. Imlek adalah saat yang terbaik untuk dia menyombongkan diri dan hartanya. Membanggakan ferarinya, show off ke kerabatnya, teman-temannya. Dan, baginya hal itu adalah sukacita, dulu. Membuat orang lain menjadi iri terhadap dirinya, itu adalah sukacitanya. Dan, sekarang ia menyadari, hal itu bukanlah sebuah sukacita.
Sukacita itu muncul karena interaksi. Interaksi dengan orang-orang yang kita sayangi, teman-teman, semua saudara dalam Kristus. Saling menguatkan, memberikan motivasi dan semangat. Bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain, itu adalah sukacita.
Sukacita itu muncul ketika kita bisa menolong orang lain walaupun kita sedang menderita. Seperti dr Richard, akhirnya ia melayani orang-orang yang bernasib sama denganya. Ia menguatkan dan menghibur para penderita kanker walaupun ia sendiri sedang menderita kanker. Apa yang ia bagikan itu akan terlihat sangat nyata dan orang yang menderita hal yang sama dengannya pun akan dikuatkan. Lain cerita, kalau orang yang sehat lalu menghibur orang yang sakit. Mereka bisa berkata, " Kamu tahu apa tentang penyakitku, karena kamu tidak pernah mengalaminya."
Dan, yang terpenting adalah, sukacita itu bersumber dari pengenalan akan Tuhan. Tidak hanya sekadar tahu Tuhan karena kalau hanya sekedar tahu dan kenal Tuhan, kita bisa baca dari Alkitab. Tetapi, kenal akan Tuhan intinya adalah kenal Tuhan secara pribadi, mempunyai hubungan yang sangat intim dengan Tuhan.
Ada 2 hal yang Dr Richard perlajari dari penderitaannya :
1. Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati kita
2. Mengasihi dan melayani orang lain, bukan hanya memikirkan diri kita sendiri.
Menurut dr Richard, tidak ada yang salah dengan menjadi kaya karena Tuhan itu penuh berkat. Banyak orang yang diberkati secara materi, tetapi tidak bisa bersyukur. Semakin banyak yang kita punya, semakin banyak yang kita mau. Sehingga, orang menjadi menyembah kekayaan dan uang serta kehilangan fokus kita kepada Tuhan, Si Sumber Berkat. Rasa ketidakpuasan manusia dan selalu tidak pernah merasa cukup, memang sudah merupakan sifat alamiah manusia, sehingga sangat susah untuk kita belajar mencukupi diri kita dengan apa yang ada pada diri kita.
Namun, kalau kita menyadari bahwa semua yang kita miliki itu bukan lah milik kita. Kita tidak ada hak sebenarnya atas semua kekayaan, harta, dan kepintaran kita. Semua itu adalah pemberian dari Tuhan untuk kita, semua itu adalah milik Tuhan ! Hidup kita akan penuh sukacita dan tidak akan terikat oleh uang. Karena itu, kita harus selalu ingat bahwa dengan semua yang sudah Tuhan berikan itu harus kita pakai untuk memperluas Kerajaan Allah, bukan hanya untuk memuaskan diri kita sendiri. Dr Richard menyadari bahwa kekayaan tanpa Tuhan, adalah sia-sia.
Akhirnya, dr Richard bisa mengerti dan bisa menerima keadaannya. Seandainya ia menderita kanker paru-paru masih stadium awal, sudah pasti hal itu tidak akan membuatnya untuk bisa percaya dan berserah penuh kepada Tuhan. Karena kalau masih stadium awal, ia pasti akan berpikir masih bisa disembuhkan dengan obat dan kemoterapi. Tetapi karena ia terkena stadium akhir, dimana dokter pun angkat tangan, membuatnya membutuhkan Tuhan, mencari Tuhan dan berserah kepada-Nya.
Karena itu, akhirnya dr Richard mengerti arti perkataan Tuhan yang berkata kepadanya, “This has to happen to you, at your prime, because it’s the only way you can understand.”(" Ini adalah hal yang terbaik yang harus terjadi kepada kamu, supaya kamu bisa mengerti.")
Pada tanggal 16 Oktober 2012, dr Richard Teo Keng Siang akhirnya meninggal dunia, tetapi bukan berarti ia kalah. Ia sudah mengakhiri pertandingan hidupnya dengan baik dan mahkota kehidupan itu sudah diberikan untuknya. Selamat jalan dr Richard.
No comments:
Post a Comment