Pages

Saturday, May 16, 2009

sunday, 17 mei 09, the big day

baru sadar, bahwa belakangan ini  saya kurang bersyukur .

padahal, saya mempunya segalanya, seorang suami yang baik dan seorang anak yang lucu.

Bisa makan tiga kali sehari, termasuk makan di restoran pun saya masih mampu. (walaupun belum nyampe taraf hotel bintang 5, yang kalau dipaksa bisa sih....., tapi abis itu ampe gajian, back to makan tempe forever...:D)


Well..., kegiatan doa sebelum makan,... itu adalah kegiatan yg teramat sangat rutin dan bahkan, nggak jarang, termasuk saya juga, doa wajib seperti itu seolah-olah nggak ada artinya lagi, serba cepat (apalagi kalau sudah lapar buanget), serba express, sudah seperti tidak ada makna doanya lagi.

Kenapa ?

Karena , kita sudah terbiasa dengan berkat Tuhan yang memberikan kita makan secukupnya, atau bahkan lebih dari cukup. Makanan yang berlimpah ruah, sampai kita sudah tidak bisa merasakan hal itu adalah sebuah berkat dari Tuhan,  melainkan hal yang terlihat sangat biasa. Tidak ada yang istimewa.

Saya teringat , kotbah gembala saya di gereja, apakah kita pernah berdoa sebelum makan dengan doa yang serius, dari lubuk hati yang paling dalam ? Atau hanya sekadar doa numpang lewat ? Kalau seandainya, kita sudah dua hari tidak makan apa-apa, dan ketika dihidangkan nasi hanya dengan kecap manis, bagaimana rasanya? Apakah waktu itu , kita akan merasa bersyukur sekali ? Seperti apa rasa syukurnya dibandingkan dengan setiap hari bisa  makan tiga kali sehari dengan ayam,daging, ikan dll ? Saya yakin, dalam kondisi seperti itu, walaupun hanya bisa makan nasi dengan kecap manis saja, kita akan merasa jauh lebih nikmat dan bersyukur. 

Bersyukur, atas pekerjaan yang bikin bete, bos yang nyebelin, karena artinya kita masih punya pekerjaan, bukan penganggur.

Bersyukur, atas suami atau istri, ayah , ibu, anak , saudara yang bikin keki, bikin sakit hati  karena artinya kita masih mempunyai keluarga yang lengkap disekeliling kita. Dari pada hidup sendirian, nggak punya sanak saudara.... garing kan ?

Beryukur, atas rumah yang kecil dan kasur yang tidak empuk, tetapi masih bisa tidur nyenyak dan tidak kehujanan, dari pada punya rumah besar bak istana dan kasur yang empuk, tetapi tidak bisa tidur nyenyak dan tidak pernah punya kedamaian di dalam rumah sendiri.

Beryukur, nggak pernah mengais tong sampah dan minta-minta , untuk mengisi perut dengan makanan.

Jangan menjadi seperti bangsa israel, yang selalu bersungut-sungut dan mengeluh, padahal tidak perlu bekerja keras, tetapi Tuhan sudah menyediakan roti manna dan air tiap hari.

 Dan lebih dari segalanya, saya ersyukur, karena Tuhan sudah memilih saya untuk diselamatkan dengan bisa percaya bahwa Jesus is THE LORD, Yesus adalah Tuhan, dan terima Dia sebagai Juruselamat. Thanks Jesus.


1 comment:

  1. It is not easy to bear the grief of losing our love ones

    Thank God u have already passed the grieving period and still surrender to Him who makes all things work together for good to those who love Him, who are called according to His purpose.

    Thank u for setting a good example to those who know u expecially for me who really need encouragement nowadays

    Keep the spirit dear friend
    I'm really proud of u

    ReplyDelete